This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 29 November 2013


MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DALAM PERINGATAN HARI GURU NASIONAL 2013
DAN HARI ULANG TAHUN KE-68 PGRI
SENIN, 25 NOVEMBER 2013

Assalamu’alaikum wr. wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera.
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga pada pagi hari ini, kita masih bisa bersama-sama mengikuti upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2013 dan HUT ke-68 PGRI dalam keadaan sehat walafiat. Sebelumnya, marilah sejenak kita tundukkan kepala seraya memanjatkan doa untuk para guru dan tenaga kependidikan yang telah mendahului kita berpulang ke haribaan Allah, Tuhan Yang Mahakuasa. Semoga mereka senantiasa mendapatkan ampunan dan kasih sayang-Nya. Dalam kesempatan ini, izinkan saya atas nama pribadi dan pemerintah menyampaikan ucapan terima kasih, apresiasi, dan penghargaan setinggi-tingginya atas prestasi, dedikasi, tanggung jawab, dan segala ikhtiar yang telah dilakukan oleh
para guru, tenaga kependidikan dan masyarakat dalam memajukan duniapendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hadirin yang kami hormati,
Kita semua menyadari dan memahami tentang arti penting dan mulianya pendidikan, tetapi di balik itu kita juga menyadari bahwa tantangan dan persoalan yang kita hadapi semakin berat, rumit, dan kompleks, terutama dalam rangka mempersiapkan generasi 2045, 100 tahun Indonesia merdeka, dan kejayaan
Indonesia. Kalau kita cermati struktur penduduk kita pada tahun 2010, terdapat 46 juta anak usia 0 sampai 9 tahun dan 44 juta anak usia 10 sampai 19 tahun. Jadi, sekarang ini kalau kita ingin mempersiapkan generasi 2045, tidak ada pilihan lain kecuali harus memperkuat layanan, baik akses maupun kualitas pendidikan kita, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada tahun 2045, mereka akan berusia 35 sampai 44 tahun dan 45 sampai 55 tahun. Merekalah yang akan memimpin dan mengelola bangsa dan negara yang kita cintai ini. Mereka harus kita bekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan zamannya. Mereka harus memiliki kemampuan berpikir orde tinggi, kreatif, inovatif, berkepribadian mulia, dan cinta pada tanah air, serta bangga menjadi orang Indonesia, sebagaimana yang digagas dalam Kurikulum 2013.
Untuk itu, prinsip yang kita kembangkan adalah memberikan layanan pendidikan sedini mungkin (start earlier) melalui gerakan PAUD, memberikan kesempatan bersekolah setinggi mungkin (stay longer) melalui pendidikan menengah universal (PMU), dan peluasan akses ke perguruan tinggi. Selain itu, kita perlu memperluas jangkauan dan menjangkau mereka yang tidak terjangkau (rich wider) melalui program bantuan siswa miskin (BSM), Bidikmisi, dan sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T).
Kita ingin agar anak-anak kita di manapun berada dan apapun latar belakang sosial dan ekonominya dapat memperoleh layanan pendidikan setinggi mungkin. Pendidikan tersebut harus terjangkau dan berkualitas. Guru dan tenaga kependidikan menjadi faktor penentunya sehingga mau tidak mau harus kita tingkatkan ketersediaan dan profesionalitasnya.

Hadirin yang berbahagia,
Sengaja tema yang diambil dalam peringatan HGN tahun 2013 dan HUT ke-68 PGRI ini adalah “Mewujudkan Guru yang Kreatif dan Inspiratif dengan Menegakkan Kode Etik untuk Penguatan Kurikulum 2013.” Hal ini dimaksudkan untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan yang saya sebutkan di atas.
Sekarang ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang melakukan penataan sistem pendidikan guru, pelatihan berkelanjutan, pelindungan, dan peningkatan kesejahteraan guru. Saya juga memberikan dukungan penuh agar PGRI bisa menjadi organisasi profesi guru yang kuat sehingga menghasilkan guru
yang mampu mengembangkan kemampuannya secara mandiri, mampu sebagai sumber inspirasi dan keteladanan, kreatif, inovatif, dan menegakkan kode etik guru sebagai profesi. Kita semua berharap para guru dan tenaga kependidikan kita menjadi pembelajar dan pendidik sejati. Dengan demikian, kurikulum 2013 yang digagas untuk mempersiapkan generasi 2045, generasi yang mampu berpikir orde tinggi, kreatif, inovatif, berkepribadian mulia, dan cinta pada tanah air, serta bangga menjadi orang Indonesia, dapat  diwujudkan. Kami mengajak semua pemangku kepentingan untuk bekerja keras, bersungguh-sungguh, dan bekerja sama. Insya Allah, cita-cita mulia tersebut dapat segera kita wujudkan.

Hadirin yang saya hormati,
Akhirnya, sekali lagi kami ucapkan Dirgahayu Hari Guru Nasional 2013 dan selamat Hari Ulang Tahun ke-68 Persatuan Guru Republik Indonesia. Semoga kita semua dapat meningkatkan kualitas pendidikan kita dan mudah-mudahan apa yang kita lakukan termasuk bagian dari amal kebajikan.
Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 25 November 2013
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Mohammad Nuh

Rabu, 20 November 2013


Anies Baswedan: Guru Ujung Tombak Pendidikan 

 Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan menilai guru merupakan ujung tombak masalah pendidikan di Indonesia, sebab edukasi merupakan proses interaksi antarmanusia.
"Jika kita memperhatikan kualitas, distribusi dan kesejahteraan guru, saya rasa kita bisa menyelesaikan sebagian masalah pendidikan di Indonesia," kata Anies dalam Diskusi Publik 'Nasionalisme dan Masa Depan Pendidikan Kita' yang diadakan MAARIF Institute, di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (23/10) malam.
Dia mengatakan sistem pendidikan Indonesia saat ini belum memberikan apresiasi khusus kepada guru, padahal apresiasi terhadap guru mencerminkan bagaimana seseorang mengapresiasi masa depan bangsa.
Apresiasi terhadap guru, menurut Anies, tidak selalu harus berbicara gaji, namun juga mengenai komponen pengembangan guru itu sendiri.
"Penanaman nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan yang sentralistik bisa terjadi apabila guru berkualitas," kata dia.
Selain itu, menurut dia, perlu juga dilihat pendidikan sisi nonformal, yakni melalui orang tua. Anies menilai seringkali pendidikan oleh orang tua dilupakan.
"Orang tua adalah pendidik yang penting, sehingga orang tua ini perlu dijangkau oleh sistem pendidikan kita.
Sekarang orang tua diundang datang ke sekolah biasanya untuk sumbangan, padahal sudah waktunya diundang untuk bicara bersama-sama mengenai pendidikan," beber dia.
Dia mengatakan pembicaraan antara sekolah dengan orang tua perlu dilakukan sejak tahap sekolah dasar, sebab sekolah dasar memiliki sebaran yang sangat luas.
Sementara itu masalah-masalah lain yang tidak kalah penting, menurut dia, infrastruktur pendidikan yang saat ini masih belum mumpuni, serta materi pendidikan sekolah dasar yang dinilai bertujuan menjadikan masyarakat sebagai orang urban.
"Materi-materi di buku sekolah dasar selalu memakai contoh gedung-gedung yang tinggi, sehingga dampaknya materi dan cara mengajar berorientasi menjadikan anak didik sebagai masyarakat urban atau masyarakat perkotaan. Padahal Indonesia ini bukan hanya penduduk urban," kata dia.

Minggu, 17 November 2013



MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA. .  

Mencari Arti Kepahlawanan di Era Generasi Ketiga

"Ada apa di 10 November?"
Jawaban dari pertanyaan tersebut pastilah beragam, tergantung kepada siapa kita bertanya. Lalu, jika pertanyaannya diubah menjadi...
"Indonesia memperingati hari apa pada 10 November?"

Harapannya adalah mendapat jawaban yang seragam atau mayoritas sama, jika yang ditanyai adalah orang Indonesia. Namun, ternyata masih banyak yang tidak tahu, entah benar-benar tidak pernah dengar atau entah karena lupa.

Jawaban yang tepat yaitu setiap 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Bagi yang pernah mendapatkan pelajaran sejarah, seharusnya tahu momen terkait 10 November. Lalu, apa sih esensi di balik peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya? Apakah hanya sebatas pengadaan upacara bendera dan menyanyikan lagu gugur bunga saja, setelah itu selesai?

Bung Karno pernah berkata dalam pidatonya, "Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya."

Betul, mengikuti upacara peringatan hari pahlawan merupakan salah satu bentuk penghargaan kita terhadap perjuangan para pahlawan, tapi sebagai generasi muda kita dituntut untuk bertindak lebih. Kita harus melanjutkan perjuangan para pahlawan terdahulu, tentunya dengan cara yang berbeda. Karena kita hidup di jaman yang sudah berbeda dan dalam bentuk penjajahan yang berbeda pula.

"Lho, memangnya bangsa Indonesia masih dijajah?" Sadar atau tidak, pada kenyataannya negara kita tercinta ini belum bebas dari penjajahan. Penjajahan dalam hal budaya misalnya, dengan mudahnya menerima budaya-budaya luar yang masuk, hingga melupakan budaya sendiri.

Ujung-ujungnya budaya kita diakui negara lain. Dengan bangga meniru gaya hidup orang-orang barat yang sudah jelas tidak semuanya sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku di Indonesia. Di bidang industri dan perdagangan, semakin banyak produk-produk impor yang merajai pangsa pasar di Indonesia, sehingga menenggelamkan karya-karya anak bangsa.

Begitu pun di banyak sektor lain, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Maka dari itu, kita masih harus berjuang keras untuk dapat mengentaskan bangsa dari penjajahan di era modern. Kita adalah pahlawan masa depan bangsa.

Pahlawan di sini bukan cuma mereka yang bisa menjadi juara pada kompetisi internasional dan membawa nama Indonesia di tingkat dunia. Bersyukur lah teman-teman yang memiliki kelebihan itu. Tapi bagi yang biasa saja seperti saya ini, perjuangan itu bisa di mulai dengan menjadi pahlawan bagi diri sendiri, misalnya dengan berusaha menjadi pribadi yang sesuai harapan bangsa, pandai mem-filter budaya-budaya asing yang masuk, menjauhi hal-hal yang tidak baik seperti narkoba dan menghindari sikap acuh tak acuh terhadap permasalahan bangsa.

Jika pribadi setiap generasi penerus bangsa baik, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk mengalahkan penjajah masa kini.

"Pahlawan adalah mereka yang telah melampaui dirinya, mau bekerja keras untuk kebesaran bangsanya dan bekerja keras untuk orang lain." -Anhar Gonggong-

Nur Mei Nugraheni
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Teknik Informatika (//ade)

 


Mutu Pendidikan di Indonesia Masih Rendah?



JAKARTA - Pendidikan merupakan kunci pembangunan suatu bangsa. Pembangunan ekonomi suatu bangsa bisa terjadi dengan adanya transformasi sosial dalam suatu bangsa. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah upaya untuk membina kaum generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc mengatakan bahwa akses pendidikan masih bisa ditingkatkan.

"Dari segi akses kita sudah bagus, tapi dari mutu dan daya saing kurang, program-program dari pendidikan tinggi (Dikti) akses masih ditingkatkan lagi," ujarnya, dalam sambutan peresmian USBI di Sampoerna Strategic Square, Jakarta Selatan, Sabtu (1/6/2013).

Untuk meningkatkannya, lanjut dia, dengan menggunakan dana abadi pendidikan untuk meningkatkan mutu penelitian dan pendidikan terkait kualitas.

"Kalau kita lihat bahwa akses sudah besar, tapi pada kenyataannya untuk bisa memberikan akses yang bermutu masih kurang," ucapnya.

Menurutnya, 5,4 juta orang yang kuliah yang terdiri dari perguruan tinggi negeri (PTN) 1,1 juta orang dan 2,9 juta di perguruan tinggi swasta (PTS). "Tapi ingat, bahwa yang bisa menikmati pendidikan ini hanya 30 persen," katanya.

Pemerintah menyadari, untuk meningkatkan akses untuk masyarakat menengah ke bawah membuat program bidik misi.

"Untuk itu Dikti sangat berterima kasih kepada sampoerna untuk ikut mencerdaskan anak bangsa, ini sangat kita apresiasi, USBI yang unggul di Indonesia maupun di kancah internasional," katanya.

Dia menyampaikan pesan Mendikbud, bahwa pendidikan tinggi adalah strategi untuk memutus rantai kemiskinan, Dikti punya tanggung jawab di perguruan tinggi 20 persen untuk menjamin siswa miskin.

"Ini tujuannya adalah untuk memutus rantai kemiskinan, 20 persen dari USBI dapat beasiswa, tidak hanya itu tapi biaya hidup juga," imbuhnya

Jumat, 15 November 2013

Kemendikbud Berikan Anugerah KiHajar Bagi Penggunaan TIK Dalam Pendidikan

11/14/2013 (All day)
Jakarta --- Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar acara Anugerah Kita Harus Belajar (KiHajar) tahun 2013. Acara puncak akan dilaksanakan malam ini, Kamis (13/11), di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud, Senayan, Jakarta.
Kepala Pustekkom Ari Santoso, mengatakan pada saat Jumpa Pers di Kemendikbud, Kamis (13/11) KiHajar merupakan acara tahunan yang dimulai pada tahun 2006 melalui kuis televisi yang diselenggarakan oleh TV Edukasi Pustekkom Kemendikbud. Anugerah KiHajar tahun 2013 merupakan penyelenggaraan ke-8 kali. Anugerah KiHajar diharapkan dapat menjadi tolok ukur perkembangan TIK untuk pendidikan di Indonesia, serta wadah tahunan bagi para pemangku kepentingan untuk dapat mempublikasikan karya, berbagi ide, saling menginspirasi, dan memperoleh informassi terkini.
Ari menambahkan pemberian Anugerah KiHajar untuk gubernur, bupati/walikota sebagai penghargaan, apresiasi yang tinggi kepada pemerintah daerah yang berprestasi dalam pendayagunaan TIK untuk pendidikan. “Tahun ini adalah tahun ke-2 Kemendikbud memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah kabupaten/kota dan propinsi, apresiasi atas segala upaya dalam membuat kebijakan, menyediakan anggaran, mengembangkan serta mengimplementasikan  TIK” di semua jenjang pendidikan.
Proses penilaian penganugerah di lakukan sejak Oktober hingga Nopember 2013 oleh tim juri yang terdiri dari kalangan universitas, pakar TIK dan kalangan internal Pustekkom, Kemendikbud, sehingga hasilnya dapat lebih sempurna. Terbukti jelas Ari Santoso bahwa penggunaan TIK sudah merata secara nasional karena untuk pertama kali tahun ini semua pemenangnya mulai juara satu tingkat SD sampai dengan tingkat SMA sederajat  adalah dari luar pulau jawa imbuhnya.
Hadir pada saat jumpa pers perwakilan pemerintah daerah, seperti Walikota, Bupati, Wakil Bupati dan beberapa Kepala Dinas Pendidikan mewakili pemerintah daerah  yang tediri dari 6 perwakilan gubernur dan 8 walikota/bupati dari seluruh Indonesia serta pejabat di lingkungan Kemdikbud. (JS)

Di Indonesia, Media Sosial Belum Digunakan secara Produktif

JAKARTA, KOMPAS.com — Tumbuh kembangnya media sosial belakangan ini dinilai belum mampu digunakan dengan baik dan produktif oleh pengguna internet di Indonesia. Pengguna masih banyak menggunakan media sosial untuk ajang hiburan dibandingkan menggunakannya sebagai sarana mendapatkan informasi dan pembelajaran.

Hal ini disampaikan Ketua Forum Telematika KTI Hidayat Nahwi Rasul dalam diskusi bertajuk "Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kualitas Demokrasi Indonesia" di Jakarta, Selasa (12/11/2013). Untuk mengatasi masalah tersebut, Hidayat berpendapat, harus ada agen-agen pembaruan yang yang dapat memproduksi konten-konten produktif di media sosial.

"Ini sebenarnya hanya masalah aksi reaksi saja. Karena di media sosial kita sejak awal banyak konten yang tidak produktif, maka akhirnya semuanya jadi ikut-ikutan tidak produktif juga," kata Hidayat.

Menurutnya, pemerintah melalui bidang pendidikan juga harus ikut bekerja mengatasi masalah ini. Pendidikan, ujar dia, selama ini hanya mengajarkan anak didiknya untuk menggunakan teknologi ICT, tapi tidak memproduksi sehingga pada akhirnya pengguna internet hanya menjadi masyarakat konsumtif.

"Harusnya anak sekolah itu diajarkan menggunakan teknologi ICT, dengan produktif. Misalnya mereka bisa diajarkan membuat blog. Mem-posting sesuatu yang informatif dan bermanfaat di sana," ujar dia.

Jika media sosial sudah berhasil digunakan secara produktif oleh masyarakat, lanjutnya, maka hasilnya akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi media sosial itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat. Misalnya, ujar dia, media sosial nantinya bisa dijadikan ajang berdemokrasi dengan adanya ajang saling tukar informasi yang bersifat positif.

"Bahkan media sosial nantinya bisa menjadi alternatif untuk menggantikan media-media mainstream yang saat ini sudah dikuasai oleh para politisi," pungkas Hidayat.

Selasa, 12 November 2013

Contoh Kata Pengantar terbaru 2013

Kata Pengantar makalah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”JUDUL MAKALAH”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis (Pak Ihsan,Bu khusniah) yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Surabaya, 15 Juni 2013
Penyusun
SURAT EDARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
TENTANG PENYALURAN DANA BOS TAHUN 2013

Sebagaimana diketahui bahwa landasan hukum penyaluran dana BOS tahun 2013 telah lengkap, antara lain:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (tidak mengalami perubahan)
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246/PMK.07/2012 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2013
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2013
Oleh karena itu dimohon agar Tim Manajemen BOS Provinsi segera mempersiapkan penyaluran dana BOS triwulan I tahun 2013 sebagaimana dalam SE Mendikbud terlampir. Diperkirakan dana BOS triwulan I akan masuk ke Kas Umum Daerah (KUD) Provinsi sekitar tanggal 15 Januari 2013, dan selanjutnya agar segera disalurkan ke sekolah paling lambat 7 hari setelah dana masuk ke KUD provinsi.
Kami mohon bantuan Tim Manajemen BOS Provinsi agar SE Mendikbud ini, beserta lampirannya (Permendagri No 62, PMK No 246 dan Permendikbud No 76) di download (dicetak) dan disampaikan kepada Gubernur, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Biro Keuangan Daerah Provinsi. Surat asli akan segera dikirim melalui pos.
Atas Bantuannya diucapkan terimakasih
Tim BOS Pusat